Mengapa NASA Tidak Lagi Seambisius dulu dalam Mengirim Manusia ke Bulan?
Mengapa NASA Tidak Lagi Seambisius dulu dalam Mengirim Manusia ke Bulan
![]() |
(kredit: Space) |
Sejak pendaratan manusia pertama di bulan oleh NASA pada tahun 1969, banyak yang bertanya-tanya mengapa badan antariksa Amerika Serikat ini tidak lagi seambisius dulu dalam mengirim manusia kembali ke bulan. Perubahan ini didorong oleh beberapa faktor utama yang kompleks, mulai dari biaya yang tinggi hingga perubahan prioritas eksplorasi.
Biaya yang tinggi
Salah satu alasan utama mengapa NASA tidak lagi seambisius dulu dalam mengirim manusia ke bulan adalah biaya misi yang sangat tinggi. Program Apollo, yang memungkinkan pendaratan manusia di bulan, menghabiskan sekitar $25 miliar pada masanya, yang setara dengan lebih dari $150 miliar dalam dolar saat ini. Mengingat tingginya biaya ini, pendanaan untuk misi bulan menjadi tantangan besar dalam konteks anggaran nasional yang harus mengakomodasi banyak prioritas lainnya seperti kesehatan, pendidikan, dan pertahanan.
Perubahan Prioritas Eksplorasi
Setelah keberhasilan program Apollo, NASA mengalihkan fokusnya ke eksplorasi ruang angkasa lainnya. Penjelajahan Mars dan proyek-proyek ilmiah di luar angkasa menjadi prioritas baru. Misi robotik ke Mars, misalnya, telah memberikan banyak informasi ilmiah penting dengan biaya yang jauh lebih rendah dan tanpa risiko yang terkait dengan penerbangan manusia. Penelitian melalui teleskop luar angkasa seperti Hubble dan James Webb juga telah membuka wawasan baru tentang alam semesta kita.
Kolaborasi Internasional
Eksplorasi ruang angkasa kini lebih banyak melibatkan kolaborasi internasional. Program seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) merupakan hasil kerja sama antara NASA dengan badan antariksa dari berbagai negara seperti Rusia, Eropa, Jepang, dan Kanada. Kolaborasi ini memungkinkan pembagian biaya dan sumber daya, sehingga mengurangi tekanan finansial dan teknis pada satu negara untuk melaksanakan misi besar secara sendiri.
Fokus pada Mars
NASA dan komunitas ilmiah secara umum telah mengalihkan fokus mereka ke Mars sebagai target berikutnya untuk eksplorasi manusia. Program Artemis, yang bertujuan untuk mengirim manusia kembali ke bulan pada tahun 2025, merupakan langkah awal untuk misi Mars. Program ini bertujuan untuk menciptakan kehadiran manusia yang berkelanjutan di bulan, yang dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk misi yang lebih jauh ke Mars. Dengan fokus pada Mars, NASA berharap dapat menjawab pertanyaan besar tentang kehidupan di luar Bumi dan memperluas batas pengetahuan manusia.
Keterlibatan Komersial
Perkembangan teknologi dan keterlibatan perusahaan swasta telah mengubah lanskap eksplorasi ruang angkasa. Perusahaan seperti SpaceX dan Blue Origin telah mengembangkan teknologi baru yang dapat membantu mengurangi biaya dan mempercepat kemajuan dalam eksplorasi ruang angkasa. SpaceX, misalnya, telah berhasil mengembangkan roket yang dapat digunakan kembali, yang secara signifikan mengurangi biaya peluncuran. Keterlibatan sektor swasta ini memungkinkan NASA untuk fokus pada misi ilmiah dan eksplorasi yang lebih ambisius dengan memanfaatkan kemampuan komersial untuk transportasi luar angkasa.
Meskipun ambisi NASA untuk mengirim manusia ke bulan tidak seintens dulu, program Artemis menunjukkan bahwa NASA masih berkomitmen untuk melanjutkan eksplorasi manusia di bulan. Program ini bertujuan untuk menciptakan kehadiran manusia yang berkelanjutan di bulan dan menggunakan bulan sebagai batu loncatan untuk misi lebih jauh, termasuk Mars. Dengan biaya yang lebih terkontrol, kolaborasi internasional, fokus yang jelas pada eksplorasi Mars, dan keterlibatan sektor swasta, NASA berupaya untuk menjawab pertanyaan besar tentang alam semesta dan mendorong batas pengetahuan manusia ke tingkat yang lebih tinggi.
Gabung dalam percakapan