Telkomsel dan Mitratel Siapkan Teknologi Terbaru untuk Saingi Starlink
Telkomsel dan Mitratel Siapkan Teknologi Terbaru untuk Saingi Starlink
![]() |
Menara internet terbang HAPS. (kredit: AIRBUS) |
Telkom melalui anak usahanya, Telkomsel dan Mitratel (PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk), tengah menyiapkan dua inovasi terbaru untuk mengalahkan kecepatan internet Starlink. Kedua inovasi tersebut adalah Wi-Fi 7 dan menara internet terbang atau flying tower system.
Teknologi Wi-Fi 7
Wi-Fi 7, yang dikenal juga sebagai IEEE 802.11be, adalah generasi terbaru dari standar Wi-Fi yang menjanjikan kecepatan hingga 10 Gigabit per detik (Gbps). Kecepatan ini jauh melampaui Starlink, yang hanya mampu mencapai 360 Megabit per detik (Mbps) di Bandung Barat.
Menurut Ronald Limoa, Vice President Technology Strategy and Consumer Product Innovation Telkomsel, Wi-Fi 7 menunjukkan kinerja dan stabilitas yang signifikan dalam uji coba. Namun, belum ada kepastian apakah Telkomsel akan meluncurkan produk baru dengan teknologi ini.
Menara Internet Terbang (Flying Tower System)
Mitratel sedang mengembangkan menara internet terbang menggunakan teknologi High Altitude Platform Station (HAPS) buatan anak usaha Airbus, AALTO HAPS Ltd. Teknologi ini menawarkan latensi yang sangat rendah, yaitu antara 5 hingga 10 milidetik, jauh lebih rendah dibandingkan dengan satelit geostasioner (GEO) yang memiliki latensi lebih dari 600 milidetik dan satelit Low Earth Orbit (LEO) yang memiliki latensi lebih dari 50 milidetik.
Meskipun teknologi HAPS telah diuji coba di Afrika, masih belum ada uji coba terkait kecepatan internet dari flying tower system ini di Indonesia. Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menyatakan bahwa perusahaan masih dalam tahap penjajakan dan diskusi dengan pemerintah terkait regulasi pemanfaatan teknologi ini. Pasalnya, HAPS terbang di atas lalu lintas udara konvensional di stratosfer, lapisan atmosfer yang berada di ketinggian sekitar 10 hingga 50 kilometer di atas permukaan laut.
Tantangan dan Rencana Masa Depan
Agus Winarno, Direktur Bisnis Mitratel, menyebutkan bahwa menara internet terbang ini dapat menjangkau hingga radius 200 kilometer. Mitratel juga sedang mengkaji efisiensi biaya penggunaan menara internet terbang dibandingkan dengan menara internet base transceiver station (BTS).
Hendra Purnama, Direktur Investasi Mitratel, menargetkan riset dan pengembangan HAPS akan selesai pada tahun 2025 dan diharapkan dapat dikomersialkan pada tahun 2026.
Dengan dua teknologi terbaru ini, Telkomsel dan Mitratel berusaha menawarkan solusi internet yang lebih cepat dan stabil dibandingkan dengan Starlink. Teknologi Wi-Fi 7 dan menara internet terbang diharapkan dapat meningkatkan pengalaman jaringan pengguna di Indonesia, meskipun masih memerlukan beberapa tahap uji coba dan diskusi regulasi sebelum dapat diimplementasikan secara penuh.
Gabung dalam percakapan