PT Dirgantara Indonesia Targetkan Produksi 143 Pesawat Hingga 2029

PT Dirgantara Indonesia menargetkan produksi 143 unit pesawat senilai US$ 3,1 miliar dan modernisasi fasilitas untuk meningkatkan daya saing global.

(Credit: IndoAviationPlus)

Industri penerbangan nasional semakin menunjukkan perkembangan pesat. PT Dirgantara Indonesia (PTDI), sebagai salah satu perusahaan strategis dalam bidang kedirgantaraan, telah menetapkan target ambisius dalam lima tahun ke depan. Hingga tahun 2029, PTDI menargetkan produksi 143 unit pesawat dengan total nilai mencapai US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 50 triliun.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat industri penerbangan nasional serta meningkatkan daya saing PTDI di pasar global. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan telah menyiapkan strategi jangka panjang, termasuk kerja sama dengan mitra industri dalam modernisasi fasilitas produksi.
Baca juga:

Rincian Produksi Pesawat PTDI

Dalam rencana produksi hingga 2029, PTDI akan memproduksi tiga jenis pesawat andalannya, yaitu:

46 unit CN235 – Pesawat serbaguna yang digunakan untuk keperluan sipil dan militer, seperti transportasi, patroli maritim, serta misi medis.

31 unit NC212i – Pesawat angkut ringan yang banyak digunakan untuk kebutuhan militer, logistik, dan misi kemanusiaan.

66 unit N219 – Pesawat regional hasil kerja sama PTDI dengan Lapan, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan transportasi di wilayah terpencil.

Ketiga jenis pesawat ini merupakan produk unggulan PTDI yang telah digunakan di berbagai negara. Dengan meningkatnya produksi, diharapkan PTDI dapat semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen pesawat terkemuka di Asia.
Baca juga:

Modernisasi Fasilitas dengan Teknologi CNC

Untuk mendukung pencapaian target produksi, PTDI menjalin kerja sama dengan PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) dalam modernisasi fasilitas machining berbasis Computer Numerical Control (CNC).

Teknologi CNC memungkinkan proses manufaktur yang lebih presisi, efisien, dan cepat, sehingga dapat meningkatkan kualitas serta daya saing produk PTDI. Dengan sistem manufaktur yang lebih modern, PTDI berharap mampu bersaing di pasar global serta menarik lebih banyak kontrak internasional.
Baca juga:

Peningkatan Kontrak Aerostruktur Hingga 2032

Selain memproduksi pesawat, PTDI juga menargetkan peningkatan kontrak di sektor aerostruktur, yang mencakup pembuatan komponen pesawat untuk berbagai produsen global. Hingga tahun 2032, PTDI menargetkan nilai kontrak US$ 50 juta dalam bidang ini.

Aerostruktur menjadi salah satu sektor penting bagi PTDI karena memungkinkan perusahaan untuk terlibat dalam rantai pasok industri penerbangan global. Dengan meningkatnya kerja sama dengan berbagai produsen pesawat internasional, PTDI berpotensi mendapatkan kontrak lebih besar di masa mendatang.

Dampak bagi Industri Penerbangan Nasional

Target ambisius PTDI ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga berdampak positif bagi industri penerbangan nasional. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain:

Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional Dengan modernisasi fasilitas dan peningkatan produksi, Indonesia semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pesawat untuk keperluan sipil dan militer.

Membuka Lapangan Kerja Baru Ekspansi produksi akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru di sektor manufaktur, teknik, dan riset kedirgantaraan.

Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global Dengan pesawat buatan dalam negeri yang berkualitas tinggi, Indonesia dapat memperluas pangsa pasar ekspor pesawat ke berbagai negara.

Memperkuat Infrastruktur Transportasi Udara Produksi pesawat regional seperti N219 akan membantu meningkatkan konektivitas udara, terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau dengan transportasi darat.

PTDI telah menunjukkan komitmennya dalam memperkuat industri penerbangan nasional dengan target produksi 143 unit pesawat hingga 2029. Dengan dukungan teknologi CNC machining dan ekspansi kontrak aerostruktur hingga US$ 50 juta, PTDI semakin siap bersaing di kancah global.

Langkah ini tidak hanya mendorong pertumbuhan industri dirgantara Indonesia tetapi juga membuka peluang besar bagi tenaga kerja dan perekonomian nasional. Jika strategi ini berjalan sesuai rencana, maka Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri penerbangan regional dan internasional.



Pilihan Editor