⏱️ 2 menit waktu baca
![]() |
Gambar Kapal ini dilengkapi dengan baterai lithium-ion sebagai pengganti baterai timbal-asam. (RyoEto) |
Jepang telah menugaskan kapal selam terbaru mereka, Raigei atau "Thunder Whale", yang dirancang untuk beroperasi di perairan dangkal guna melindungi wilayah perbatasan negara itu. Kapal selam diesel-listrik ini dirancang untuk berpatroli di sekitar perairan utama Jepang, terutama di area yang kerap menjadi lokasi operasi kapal-kapal militer Tiongkok dan Rusia.
Dibangun oleh Kawasaki Heavy Industries di Kobe, Raigei merupakan kapal selam keempat dalam kelas Taigei. Kapal ini memiliki bobot sekitar 3.000 ton dan dibangun dengan biaya $470 juta. Dengan tenaga 6.000 hp, kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimum 20 knot saat berada di bawah air.
Kemampuan Deteksi dan Anti-Deteksi yang Canggih
Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) mengungkapkan bahwa Raigei memiliki sistem deteksi dan anti-deteksi yang lebih unggul dibandingkan kapal selam kelas Taigei sebelumnya. Kapal ini menggunakan baterai lithium-ion, menggantikan teknologi timbal-asam yang digunakan pada kapal selam lama.
Kapal ini ditenagai oleh mesin diesel Kawasaki 12V 25/31, yang dikombinasikan dengan sistem snorkel terbaru untuk meningkatkan efisiensi daya. Dengan panjang 84 meter, bobot mati 3.000 ton, dan diawaki oleh 70 personel, Raigei dilengkapi sistem propulsi diesel-listrik ultra-senyap yang mengandalkan mesin diesel dan baterai lithium-ion.
Selain itu, kapal selam ini memiliki enam tabung torpedo, yang dapat menembakkan torpedo Tipe-18 JMSDF serta rudal antikapal Harpoon yang dapat diluncurkan dari bawah permukaan laut, sebagaimana dilaporkan oleh SCMP.
Baca juga:
Sistem Manajemen Pertempuran Terbaru
Raigei juga dilengkapi dengan sistem manajemen tempur (CMS) terbaru, yang mengintegrasikan sensor canggih, sistem komando dan kendali, serta sistem pencegatan senjata. Selain itu, kapal ini menggunakan sonar generasi baru berbasis serat optik, yang mampu meningkatkan deteksi bawah laut.
Salah satu fitur unggulan lainnya adalah periskop nonpenetrasi terbaru yang dikembangkan oleh Mitsubishi Electric. Teknologi ini memungkinkan operator kapal selam mengamati lingkungan sekitar tanpa harus menembus lambung kapal, sehingga mengurangi risiko deteksi oleh musuh, sebagaimana dilaporkan oleh Naval News.
Selain meningkatkan kemampuan bertahan di bawah air, penggunaan baterai lithium-ion juga memberi fleksibilitas operasional yang lebih besar dibandingkan kapal selam konvensional.
Baca juga:
Persenjataan yang Mematikan
Raigei dilengkapi dengan sonar ZQQ-8, versi terbaru dari sistem sonar ZQQ-7 yang digunakan pada kapal selam kelas Soryu sebelumnya. Kapal ini juga memiliki enam tabung torpedo HU-606 berukuran 533 mm, yang dapat meluncurkan torpedo Tipe-18 serta rudal antikapal UGM-84L Harpoon Block II.
Rudal Harpoon yang digunakan memiliki jangkauan sekitar 248 kilometer, memungkinkan kapal selam ini untuk menyerang target yang berada di luar jangkauan visual. Dengan kombinasi teknologi siluman, sistem sonar canggih, dan persenjataan mematikan, Raigei menjadi salah satu aset strategis utama Jepang dalam menghadapi ancaman maritim di kawasan Asia-Pasifik.